Monday, January 23, 2017

Buku Bagus : Paulo Coelho - Veronica Memutuskan Mati

Monday, January 23, 2017
Siapa yang pernah merasa hidup telalu melelahkan, membosankan, menekan, hingga akhirnya menyesakkan dan tidak layak lagi buat dijalani? Tidak bohong, pada beberapa fase dalam kehidupan, perasaan seperti ini kerap datang, kadang pergi lagi. Sampai di suatu titik saya pernah merasa seakan akan meregang nyawa setelah menenggak 7 botol obat anti mabok yang sama khasiatnya dengan obat tidur yang mujarab. Siapa yang pernah merasakan sensasi mengerikan dimana sepertinya kehilangan kuasa akan tubuh sendiri dan tidak bahkan sanggup buat  mengangkat seujung jaripun, terbaring dengan mata yang makin memberat di atas tempat tidur, menangis, dan karerna saya Muslim yang saat itu sedang lupa diri, sesenggukan tanpa suara merapal doa dan berbisik pada Tuhan bahwa bukan begini cara yang saya inginkan menghadapNya. Supaya kalaupun ternyata tidak mampu terbangun lagi akan dimaafkan semua dosa. Lalu berbelas jam setelahnya dalam tidur tanpa mimpi terbangun dan menangis sendiri sejadi-jadinya.
Maka saya mengerti rasanya menjadi Veronika. Hebatnya, Veronika mengajari saya banyak hal. Oke. Mungkin bukan Veronika, tapi Paulo Coelho sebagai sang pengarang buku.
Perjumpaan pertama saya dengan Paulo Coelho berkat seorang teman chatting online dengan nickname fanta_orange yang kemudian menjadi teman yang saya anggap salah satu teman baik tempat berbagi cerita. Hingga jadi subjek penelitan praktikum psikotest juga ðŸ˜† Tapi mungkin ternyata kepercayaan bahwa antara lelaki dan perempuan tidak bisa murni bersahabat tanpa sedikitpun melibatkan rasa-rasa yang aneh, hubungan kami jadi renggang dan sekarang saya tidak tahu lagi kabarnya dia. Karena pada suatu hari, sang teman pernah mengirimkan saya buku Coelho pertama saya. Meminjamkan, katanya, tapi kemudian saya minta untuk jadi milik pribadi saya hehe. The Devil and Miss Prim. Itulah buku pertama Coelho yang saya baca. Kemudian jatuh cinta. Jatuh cinta pada isi bukunya, pada isi kepala sang pengarang yang luar biasa. Maka bernafsulah saya untuk membaca lebih banyak buku-buku Paulo Coelho. The Alchemist? Sudah pasti. “The possibility of having a dream come true that makes life interesting”, adalah satu quote favorit saya sepanjang masa. That helps me to be alive at one lowest point in life, anyway ðŸ™‚
Lalu sang teman yang mulai mengenal saya, sering mengobrol soal banyak soal di banyak waktu, pertemuan-pertemuan yang cuma terhitung jari satu tangan tidak sebanding dengan banyaknya cerita yang kami bagi, mengirimkan buku Veronika Memutuskan Mati untuk saya baca, dan milikiDan untuk hal itu, saya sangat berterima kasih. Karena membaca buku ini adalah satu hal yang membuka pandangan baru saya tentang hidup.
Bercerita tentang Veronika, gadis usia 25 tahunan yang cantik dan dengan karir yang cukup bagus di sebuah kota kecil yang bahkan saya ga bisa ingat namanya. Veronika yang seharusnya bisa berpuas diri dengan kehidupan yang cukup baik, pada suatu hari merasa cukup, tidak tahan lagi, dan memutuskan mati. Semua direncanakan dengan baik. Menulis surat bunuh diri. Dalam kamar sendiri. Ya, karena beberapa hal yang sifatnya menantang, seperti berhubungan seksual untuk pertama kali terutama sebelum menikah misalnya, umumnya memang dilakukan di kamar pribadi yang memberikan perasaan aman dan nyaman. Lalu memang, bunuh diri yang paling mudah adalah dengan menenggak obat tidur dengan dosis berlebih kan? Demikian pula yang dipikirkan oleh Veronika.
vero
Sayang, bunuh diri dengan overdosis obat memang bukan cara yang paling efektif, sekalipun mudah dan nyaman. Veronika masih hidup. Veronika selamat, namun terdampar di rumah sakit jiwa! Bukan karena keinginannya sendiri maupun keluarga yang memang mungkin tidak tau menau, tapi bunuh diri kan hanya dilakukan oleh orang sakit jiwa yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan kan?
Tapi Veronika tidak gila. Dia tahu kalau dia tidak gila. Yang baru dia tahu adalah setelah gagal mati karena bunuh diri, mau tidak mau dia akan mati juga, dalam 6 hari maksimal, karena kerusakan jantung yang disebabkan overdosis obat dalam percobaan bunuh dirinya.
Manusia memang lucu. Dengan sombong, dan impulsifnya, bisa sedemikian mudah memutuskan bunuh diri. Tapi pada saat kematianlah yang datang mengetuk pintu dan menjemput, apalagi dengan jadwal hitungan hari, malah takut sendiri. Demikian juga Veronika. Ternyata dirinya takut mati. Mengetahui bahwa sisa hidup hanyalah hitungan hari, Veronika menghabiskan waktu di dalam rumah sakit bersama orang-orang yang juga dianggap “gila”. Zelda, seorang ibu rumah tangga. Mari, mantan pengacara handal dan terkenal. Eduard, seorang lelaki yang dikirim keluarganya karena dianggap memiliki kecenderungan aneh yang salah. Apa yang sama dengan ketiga orang ini di mata Veronika? Bahwa mereka semua ternyata tidak gila. Bahwa mereka membantunya untuk memiliki cara pandang yang berbeda tentang hidup, dan mungkin dirinya pun tidak salah selama ini, tapi orang lain yang membuatnya merasa bersalah untuk menjadi berbeda dan menjadi diri sendirilah yang membuatnya lelah. Memang sebenarnya gila itu yang bagaimana, selain psikosis yang memang adalah penyakit?
“Seorang tukang sihir yang sangat ampuh, yang ingin menghancurkan seluruh kerajaan, memasukkan ramuan ajaib ke dalam sumur tempat semua orang minum. Siapa pun yang meminum air itu akan menjadi gila.
Keesokan harinya, semua orang minum dari sumur itu dan menjadi gila, kecuali raja beserta keluarganya yang minum dari sumur lain. Raja sangat cemas dan berusaha mengendalikan masyarakat dengan mengeluarkan aturan yang menyangkut keamanan dan kesehatan umum. Namun polisi dan kepala polisi sudah meminum air dari sumur beracun itu, sehingga mereka berpikir aturan yang dibuat oleh raja itu aneh dan mereka pun mengabaikannya.
Ketika mendengar tentang aturan tersebut, rakyat kerajaan itu merasa yakin raja sudah gila, sehingga memberi perintah yang tak masuk akal. Mereka mendatangi istana dan meminta raja turun tahta.
Merasa putus asa, raja pun siap turun tahta, namun ratu mencegahnya dan berkata: ’Ayo kita minum dari sumur umum. Dengan demikian kita akan berlaku sama seperti mereka.’
Mereka pun melakukannya: Raja dan ratu minum air gila dan seketika mereka pun melantur. Rakyat berubah pikiran: sekarang raja menjadi bijak, mengapa ia tidak dibiarkan saja memimpin?
Negeri itu pun hidup dengan damai, meskipun rakyatnya berperilaku berbeda dengan rakyat negeri tetangga. Dan raja memimpin sampai akhir hayatnya”
Akhir cerita dimana Veronika yang menemukan makna hidup yang baru dan menghadapi menit-menit terakhir yang dikatakan batas waktu kehidupannya bersama dengan seorang yang juga “terselamatkan dan menyelamatkan” dengan kehadirannya, merupakan momen manis yang membuat pembaca sepertinya ikut memakna ulang kehidupan pribadinya. Ya… Paling tidak saya ðŸ™‚
Buku ini sungguh bagus.  Makin bisa dimengerti bagaimana Coelho bisa mendalami pemikiran seorang yang dianggap gila dan bagaimana masyarakat yang mayoritas kadang menutup mata terhadap perbedaan didasarkan pengalaman pribadinya berkali-kali keluar masuk rumah sakit jiwa. Padahal dia tidak sakit, cuma butuh waktu untuk tahu apa yang diinginkan untuk hidupnya, dan menjadi diri sendiri yang bukan semata bentukan orang tua.
Salah satu mata kuliah di fakultas Psikologi dulu adalah Analisis Eksistensial. AnEx, for short. Untuk tugas pelengkap ujian akhir, sang dosen meminta kami membuat sebuah essay yang berhubungan dengan eksistensi diri, mengambil dari film ataupun buku. Dan ya, saya memilih Veronika Memutuskan Mati sebagai bahan bahasan. Tepat sekali rasanya untuk membahas mengenai eksistensi dengan tokoh yang memang berusaha untuk meng”ada” dan dianggap gila. Analisis Eksistensial ini adalah mata kuliah favorit saya sepanjang masa, dan merupakan aliran psikologi yang mau tidak mau membekas, kalau bukan dianut, untuk saya. Karena pada dasarnya, yang paling bisa membuat manusia jadi “sakit”, bukanlah hal macam-macam, melainkan ketidakmampuan untuk meng”ada” itu tadi. Tidak bisa “ada” maka lama kelamaan akan menghilang. Kalau sudah menghilang, mana eksistensinya sebagai manusia? Ya… Memang bertentangan dengan banyak sudut pandang lainnya. Agama, misalnya. Membahas homoseksualitas, tidak akan pernah ada titik temunya ðŸ˜€ Tapi toh kita manusia yang berakal, syukur-syukur kalau jadi berpendidikan, maka akan punya dan tahu batasan-batasan yang tepat untuk digunakan, kan?
Adik-adik mahasiswa psikologi, yuk baca buku ini dan gunakan sebagai bahan diskusi analisis eksistensial! Siapa tahu dapat A kaya saya ðŸ˜†

0 comments

Menentukan Tujuan Pengasuhan - Seminar Perenting Ibu Elly Risman

Tahun kemarin saya berkesempatan jadi MC di Seminar Parenting Mapping: Tujuan Pengasuhan oleh Ibu Elly Risman. Acaranya sendiri diadakan oleh KIJAR (Komunitas Ibu Belajar) yang berbasis di Cikarang Bekasi. Buat mommies yang berdomisili di Cikarang dan sekitarnya dan punya anak rata-rata bayi, balita mungkin hingga praremaja, bisa ikut bergabung di KIJAR ini. Bergabung di komunitas seperti ini banyak manfaatnya lho terutama buat ibu muda yang belum banyak pengalaman, karena bisa punya banyak teman sesama ibu muda buat sharing seputar pengasuhan anak. Kopdarnya juga jadi ajang playdate yang seru buat anak. Sayang sekali sayanya jauh di Bandung.. Kalau dekat pasti sudah ikutan 😀

Mom Citra dan saya sudah lama berteman di Facebook, ternyata add sejak jaman saya masih rajin blogging dulu. Baru ketemuan ya kemarin itu. Mendadak dan kebetulan momentnya pas, jadi saya mengiyakan permintaan buat jadi MC acaranya. Yang butuh MC buat acara semi formal dan formal Bandung dan sekitarnya bisa hubungi saya juga lho *lah malah iklan* 😆

Speaking of Ibu Elly Risman, saya baru sekali bertemu langsung. Biasanya hanya baca di FB saja. It really was such an honor to be on the same stage with her. Awalnya agak deg-deg an juga karena panitia bilang kalau sama beliau jangan banyak bercanda. Jangan banyak basa basi, to the point aja. I mean, come on.. masa iya sih? 😆

Ibu Elly ternyata hampir batal mengisi acara karena kondisi sedang tidak fit. Tapi ternyata akhirnya beliau datang dan membawa rekan untuk menggantikan membawakan materi in case ga sanggup, tapi ternyata semangat Ibu Elly Risman buat berbagi ilmu pada anak-anaknya, orang tua muda yang hadir, cukup buat jadi tenaga membawakan materi sampai selesai. Salut banget, Bu!

Jadi karena catatan saya hilang, dan sebetulnya Bu Elly lebih banyak menggunakan contoh kasus, ini adalah point yang paling saya ingat yaaa…

Sebetulnya kenapa diperlukan tujuan pengasuhan?

     
  • Tantangan jaman! Era DIgital yang mengerikan. Ga bisa dipungkiri kalau sekarang derasnya arus informasi dan kemudahan teknologi mempermudah kehidupan, namun di tangan yang tidak bertanggung jawab malah jadi boomerang mengerikan.


  • Contoh kasus? Film Bokep Gratis di Videotron. Hampir 1 jam datang dan pergi tayangan video porno. Ada adegan oral sex pula. Terbukti ada anak kecil yang sukses bertanya pada orang tuanya, “Mama itu kenapa dijilat”. Sakitttt rasanya dan itu yang membuat ibu Elly tambah drop kondisi fisiknya karena kemarahan pada kejadian tersebut 😦

       
    • Tingginya angka perceraian di Indonesia. Tiga sebab utama perceraian menurut statistik adalah Selingkuh, Ketidakharmonisan dan Faktor Ekonomi. Suami dan istri tidak siap untuk membangun rumah tangga yang kuat. Suami dan istri tidak mengenali diri sendiri, dan tidak mempertimbangkan tentang pola pengasuhan calon suami atau istri sebelum menikah dulu. Hal ini yang akan jadi boomerang dalam pernikahan kelak.



      •  
      • Jaman selfie. Kalau tadi saya sempat baca ada yang share di grup tentang MUI Palu menghimbau perempuan untuk tidak berselfie yang akan menimbulkan fitnah, bayangkan selfie yang menimbulkan fitnah tersebut dilakukan oleh anak-anak.


      • Pada sebuah seminar yang diadakan di satu hotel, ada sepasang suami istri yang sama-sama bekerja di hotel tersebut yang duduk mendekati Ibu Elly Risman dan bertanya harus bagaimana dengan anak mereka. Memang anaknya kenapa?. Anak berusia baru 4 tahun selfie alat kelaminnya dengan 4 pose. Bayangkan. ANAK 4 TAHUN 4 POSE SELFIE ALAT KELAMIN! Sang anak memang dibelikan smart phone oleh orang tua dan sehari-hari diasuh oleh pembantu.

        Apa yang dilakukan? Apakah sudah diselidiki ke pengasuh anak tersebut? Belum, katanya. Karena kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami sama-sama bekerja dan memang harus menitipkan anak pada pengasuh.

        Bahkan saat bercerita soal ini raut muka Ibu Elly terlihat marah. Akhirnya beliau bertanya pada pasangan tersebut apakah mereka mempertimbangkan untuk full time ada di rumah buat anak, salah satu dari mereka? “Justru itu Bu.. Kami sedang bingung. Kalau buat resign rasanya ga mungkin“.

        “Saya berdiri saat itu juga dan berkata sampai disini dulu saja pembahasan ini. Kalau mau lebih lanjut silakan dilakukan di ruang praktek saya. Andaikan saja mereka bilang bahwa mereka mempertimbangkan untuk resign, saya masih akan melanjutkan diskusi saat itu. Tapi kalau tidak, maka percuma”, cerita Bu Elly dengan raut muka yang terlihat marah dan terganggu.

        Kenapa lalu Ibu Elly marah dan pergi meninggalkan pasangan tersebut yang jelas butuh untuk  dibantu harus bagaimana menghadapi anaknya?

        Karena mereka tidak mau membantu dirinya sendiri.

        Ibu Elly adalah penganut paham bahwa pada usia 0-7 tahun salah seorang dari orang tua harus ada di rumah. Siapa yang gajinya lebih kecil diharapkan mengalah dan berhenti bekerja untuk mengasuh anak. Terutama bagi ibu di usia anak 0-2 tahun.

        Satu hal yang juga saya pelajari dari Dr. Tiwi di kelas #BREASTFEEDING911 (yang belum juga ditulis apa yang dipelajari sampai hari ini) bahwa ada kekeliruan massal tentang MENYUSUI. Dalam bahasa Inggris mungkin akan lebih jelas artinya secara harfiah, breastfeeding, memberi makan (minum) lewat dada.

        Iya. Menyusui itu soal perlekatan. Bukan hanya soal memberi minum bayi saja. Makanya baik Dr Tiwi maupun Ibu Elly Risman sepakat rasanya dalam hal ini bahwa ASI perah tidak sama dengan menyusui secara langsung. Esensi penting dari menyusui bukan hanya di ASI nya. Yang penting adalah MENYUSUI bukan MEMBERI ASI.

        Itulah kenapa di masa Rasulullah ada ibu susu. Mencari pengganti untuk menyusui yang harus dibayar dengan layak, seperti yang tertulis di Quran Surat At-Thalaq ayat 6.

        Selain itu, anak 4 tahun memang sudah bisa mengoperasikan gadget sendiri mungkin. Tapi bisa berfoto alat kelamin dengan 4 gaya apakah tidak curiga kepada pengasuhnya?

        Kenapa tidak diselidiki? Ini bukankah sudah termasuk dalam kasus kriminal pornografi kalau begini? Anak sudah terpapar pornografi dan orang tua tidak mau meluangkan waktu buat anak? Akan sulit buat dibantu.

        Berbeda pengasuh selain orang tua akan menimbulkan kebingungan bagi anak. Karena usia 0-7 tahun adalah waktu anak mengidentifikasikan dirinya.

        Berhubungan dengan fitrahnya, seorang anak lelaki harus dekat dengan ayah, sebaliknya anak perempuan harus dekat dengan ibu.

        Jangan berbicara dengan suara bernada tinggi pada anak usia 0-7 tahun, sebagaimana berbicara dengan orang tua yang kakek nenek, rendahkanlah suara saat berbicara pada mereka. Jangan berteriak. Terutama saat nanti anak memasuki usia praremaja, apalagi anak laki-laki. Jangan memanggil dengan berteriak sampai capek sendiri, tapi hampiri dan tepuk bahunya. Remaja lelaki itu BUDEG 😆

        Anak usia 0-7 tahun akan belajar dengan cepat menggunakan metode 3B. Bermain – Bernyanyi – Bercerita. Biasakan untuk memiliki waktu bermain bersama dengan anak.

        Ajarkan agama dengan cara yang menyenangkan. Bercerita sebelum tidur, ceritakan shiroh.

        Ajarkan tentang Allah dan bahwa semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah.

        Mendidik anak di usia 0-7 tahun memang melelahkan. Menguras waktu dan tenaga. Kenapa kita bisa marah dan tidak sabar pada anak kecil?

        Pengalaman pribadi saya juga nih anak baru mau 3 tahun kadang di awal bicara manisss banget.. niat tiap hari ga mau marah sama anak.. tapi kadang kelepasan juga ngomel atau membentak duh!

        Ternyata itu kadang terjadi karena kondisi fisik dan emosi berbanding terbalik. Saat tidak lelah dan tidak memikirkan banyak kerjaan rumah atau kerjaan kantor buat yang bekerja, tentu level emosi berada di bawah, karena fisik masih prima. Ketika mulai lelah, emosi meningkat, lebih sulit buat sabar, makanya lebih mudah buat marah.

        Karenanya Moms.. dan Dads juga.. kalau anak masih kecil dan rumah berantakan, ga perlulah terobsesi rumah harus rapi terus menerus. Apalagi kalau memang ga ada ART. Hampir seperti mimpi. IBu terutama butuh tenaga optimal buat mengasuh anak. Kalau bisa, delegasikan saja tugas rumah pada ART. Kalau ga bisa? Tolonglah para bapak untuk bantu meringankan tugas ibu. Tidak perlu terlalu heboh tiap rumah berantakan. Rumah sendiri kok. Yang berantakin anak sendiri. Biarkan saja. Kalau mampu buat katering dan menghilangkan waktu memasak, lakukan! Nanti usia 7-10 tahun baru kembali ke dapur terutama bagi yang punya anak perempuan dan ajak mereka untuk belajar.

        Tapi ga juga lalu sudah mah ada ART, ga pernah masak, ga kerja kantoran, eh sibuk bersosialisasi dan anak tetap saja ditinggal sama pengasuh yaaaa.

           
        • Tidak saling mengenal antara suami dan istri. Ini berhubungan erat dengan INNER CHILD di dalam diri kita. Bagaimana kita mau mengenali suami atau istri kalau kita sendiri tidak mengenal inner child kita?


        • Bagaimana ada orang yang di lingkungan kerja maupun lingkungan pergaulan supel, baik, ramah, tapi ketika pulang dan dihadapkan pada keluarganya malah menjadi orang yang berbeda? Mudah marah.. Tidak sabar.. Menuntut dan membentak pada anak.

          Inilah juga kenapa sebetulnya diperlukan persiapan pernikahan yang matang. Bahwa salah satu yang harus dipertimbangkan saat memilih pasangan hidup adalah melihat bagaimana pola asuhnya di keluarga saat kecil dulu. Karena hal ini akan sangat berpengaruh dan membentuk karakter seseorang, berhubungan dengan tingkah lakunya dan cara menghadapi masalah. Bagaimana dia diperlakukan saat kecil, akan berpengaruh pada bagaimana ia berperilaku saat dewasa.

          Kadang kekecewaan, atau kemarahan, atau kesedihan yang kita alami saat kanak-kanak, kita pendam. Pendam, tidak dibahas hingga seperti mati rasa, tapi terpicu ketika menjadi suami atau istri dan orang tua. Mungkin dulu kita sering dikecewakan oleh orang tua. Jangan salah, mungkin mereka pun dulu dididik sedemikian rupa oleh kakek nenek kita sehingga melanjutkan pola pengasuhan yang sama pada kita. Disini, saya mulai mengingat kenapa makin kesini sebagai ibu saya sering berperilaku sama seperti mama, dan bahkan papa saya.

          Betapa papa saya dulu sering sekali menggunakan kalimat menuduh saat bertanya tentang sesuatu seperti, “Kamu ya yang mindahin barang papa ini?” atau “Kamu kan yang ambil uang disini?”. Betapa saya benci dan tidak suka pada kalimat-kalimat tuduhan seperti itu, tapi sekarang tanpa disadari saya sering sekali bertengkar dengan suami karena saya bertanya apa-apa selalu dengan kalimat menuduh, bukan bertanya. Dan suami saya yang mungkin juga dibesarkan dengan cara yang berbeda sering tidak terima, lalu bertengkarlah kami.

          Jangan lupa.. YOUR WORDS SHAPE YOUR CHILDREN WORLDS. Ibu Elly sudah menulis satu posting jelas sekali tentang ini di FB Page nya. Garis besarnya adalah bahwa jangan berkata jelek pada anak, apalagi tentang masa depan anak. Karena sangat besar kemungkinannya itu akan menjadi nyata. Saya mulai berkaca-kaca disini. Believe it or not, meskipun mungkin saya sekarang bisa mengerti ada sebabnya untuk setiap perlakuan Mama yang sangat saya sayangi, dulu sering sekali bilang di banyak saat, “Liat aja nanti! Idup kami pasti keblangsak!” 😥 Ah..

          “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar” [QS At Taghabun:14,15]

          Mendidik anak, menjadi suami ataupun istri, kadang terasa begitu berat. Mengingat masa lalu dan berhadapan dengan inner child pun seperti membuka luka lama dan kekecewaan pada orang tua. Hal yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah MMA. Sesuai dengan ayat di atas. Maafkan, Tidak Marah, dan Mintakan Ampun bagi mereka. Baik dengan anak, terutama anak usia 0-14 tahun, maupun kepada orang tua yang tidak mungkin kini kita salahkan untuk apapun yang terjadi pada kehidupan kita, karena sekali lagi tidak akan ada ujungnya, orang tua kita pun dulu adalah anak yang diasuh oleh kakek nenek kita. Maafkan. Jangan Marah. Dan Mintakan Ampun pada Allah supaya anak bisa berubah.. tidak menjadi musuh.. tidak menjadi cobaan.. tidak terucap kalimat yang malah membentuk anak sedemikian rupa.. tidak membentak… juga supaya orang tua yang sedemikian rupa membentuk inner child kita mungkin dulu pernah mengucapkan kalimat-kalimat yang ternyata menjadi pemberat bagi kehidupan kita saat ini diampunkan demikian juga kesalahan kita yang telah lalu.

          Lalu ibu Elly Risman mengajarkan kami satu teknik Hand Cataleptyc (maafkan kalau salah penulisan, karena lupa2 ingat hiks), dilakukan pada saat tubuh dan hati dalam keadaan tenang dan fokus, seperti ketika habis berdzikir selepas sholat.. dilanjutkan dengan mengangkat tangan kanan dan letakkan di hadapan dada sambil berkata,

          “Wahai tangan, saya ijinkan kamu untuk menjadi perantara, mengambil semua hal buruk yang terjadi di masa lalu dan membuangnya untuk membersihkan diri”.

          Lalu melakukan gerakan mengebaskan tangan ke depan dengan kencang seperti telah mengambil sesuatu yang mencampakkannya jauh-jauh. Buang semua. Perasaan sakit hati. Kalimat-kalimat yang pernah diucapkan orang tua dulu. Buang semua jangan bersisa.

          Dan, menangislah saya. Menangis tanpa bisa ditahan. Ampun malu-maluinnya.. Padahal MC/Moderator. Duduk di samping Ibu Elly. Sampai ketika Ibu Elly Risman selesai menjelaskan dan memberi panduan tentang membuang semua energi negatif ini beliau menghampiri saya dan bilang, “Sini Ibu peluk, Nak..” 😥 Makin derasssss. Ga boleh lama-lama tapi yaaa.. Masih panjang acaranya 😆

          Ini daritadi udah panjang belum juga masuk ya ke materi intinya hehe.

          ADA 7 POINT TUJUAN PENGASUHAN.

          Tujuan pengasuhan yang pertama adalah “Menjadikan Anak Hamba Allah Yang Bertakwa”.

          I know, mungkin sepertinya seakan Ibu Elly hanya berbicara kepada orangtua Muslim saja, ditambah dengan dukungan dalil dari Al-Quran. Tapi sebenarnya tidak. Semua agama pasti memiliki wujud Tuhan. Yang ditaati perintahnya dan dijauhi larangannya, yang ditakuti.

          Seseorang yang takut pada Tuhan, akan menjaga tingkah lakunya di dunia, termasuk juga anak yang kelak akan menjadi manusia dewasa.

          Bagaimana caranya?

             
          • Ajarkan anak tentang Tuhan sedari kecil.

          •  
          • Ajarkan anak sholat dan menyukai sholat karena butuh untuk sholat, bukan semata karena kewajiban.

          •  
          • Biasakan untuk diceritakan tentang Siroh dan Hadits.


          • Apakah perlu kedua orang tua yang melakukan ini?

            Akan lebih baik bila sudah terjadi pembagian tugas sebelumnya. Karena anak adalah tanggung jawab ayah dan ibu bukan hanya satu pihak saja.

            Apakah Ayah yang akan mendidik soal Dunia kepada anak?

            Apakah Ibu yang akan mendidik anak untuk kepentingan Akhiratnya?

            Atau sebaliknya?

            Bagilah tugas dan konsisten terhadapnya.

            Buatlah batasan untuk anak. Bukan untuk mengekang.

            Ibaratnya begini. Saat kita mau menyebrang di jembatan Suramadu naik mobil, eh kanan kiri pagar pembatas jembatannya rusak. Sementara dari arah berlawanan ada truk besar yang mau lewat. Apa yang kita rasakan? Takut? Deg-degan? Insecure?

            Yes! Batasan dari orang tua tujuannya adalah memberikan rasa AMAN pada anak. Batasan yang seperti apa? Batasan yang sesuai dengan ajaran agama tentunya.

            Mendidik anak untuk menjadi hamba Allah yang beriman dan bertakwa adalah tujuan pengasuhan yang paling utama.

            Tujuan pengasuhan kedua adalah didik anak untuk menjadi Calon Suami atau Calon Istri yang baik.

            Tingkat perceraian kian tahun kian meningkat. Sebab utamanya: Selingkuh, Ketidakharmonisan dan Faktor Ekonomi.

            Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS An-Nisa ayat 34)

            Anak laki-laki dan anak perempuan memiliki fitrah yang berbeda. Anak laki-laki terutama adalah calon kepala rumah tangga dan pemberi nafkah bagi istrinya.

            Nafkah itu berupa tiga macam: Uang, Makanan dan Pakaian. Semuanya seharusnya SIAP GUNA.

            Maka ajari anak lelaki sejak kecil kemampuan memasak sederhana. Bukan untuk jadi koki handal. Minimal saat kelak punya istri dan istrinya sakit dia bisa membantu meringankan tugas istri menyiapkan makanan.

            Cucu Ibu Elly sejak usia 7 tahun sudah diajari memasak. Masak Nutrijell. Minimal kelak saat istri sakit bisa bikin cemilan buat istrinya 😀

            “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias, dan bertingkah-laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlulbait, dan membersihkan (dosa) kamu sebersih-bersihnya.” – (QS.33:33)

            Anak perempuan, bukan hanya ajarkan tentang kemampuan memasak dan keahlian rumah tangga lainnya. Ajarkan pada anak perempuan kelak bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda. Lelaki hanya bisa mengucapkan 7ribuan kata perhari sementara perempuan diberkahi dengan 22ribu.

            Berhubungan juga dengan mengenali diri sendiri dan pasangan di atas, jangan lupa untuk titipkan pada anak untuk tahu tentang pola pengasuhan calon istri ataupun suami.

            Apakah seiring sejalan? Kalau Ibu Elly yang pertama ditanya pada calon menantu laki-laki adalah: “Apakah bisa menyolatkan jenazah?”. Wow. Sementara jaman sekarang pertanyaan custom adalah: “Kerjanya apa?” 😆

            Tujuan pengasuhan yang ketiga adalah mempersiapkan anak untuk menjadi Calon Ayah atau Calon Ibu yang baik.

            Paling utama adalah: JANGAN BERTENGKAR DI DEPAN ANAK. PR bner 😳

            Pola pengasuhan anak laki-laki dan perempuan itu berbeda. Bagaimanapun kelak tetap laki-laki yang akan menjadi kepala keluarga. Selalu ajarkan dengan contoh.

            Menurut data, seorang Ayah yang bekerja hanya punya waktu bicara 10 menit dengan anaknya. Latihlah anak lelaki untuk belajar berdiskusi dengan Ayah. Luangkan waktu.

            Ajari anak berkebun, menukang, memperbaiki atap rumah, otomotif dan lain sebagainya yang harus dimiliki kemampuan basicnya sebagai pemimpin di rumah kelak.

            Ajarkan anak tentang kejujuran. Karena yang paling penting adalah menghidupi keluarga dengan rejeki yang HALAL. Tidak apa-apa tidak memiliki banyak materi, selama semua yang didapat adalah dari jalan yang benar dan berkah.

            Ajarkan anak perempuan memasuki usia 7-14 tahun untuk bisa mengurus rumah dan masak di dapur. Itu adalah pengetahuan basic yang harus dimiliki oleh anak perempuan.

            Ibu Elly bercerita tentang ketika beliau tinggal di Florida dan tidak bisa mencari pekerjaan apapun padahal di Indonesia sudah punya banyak sekali CV dan prestasi, hanya karena memakai jilbab. Tapi dengan menjahit dan berbisnis kuliner, Ibu Elly bisa membantu suami dan mengajarkan pada anak untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan dimanapun kita berada.

            Tujuan pengasuhan yang keempat adalah ajarkan anak untuk menjadi profesional dengan ilmu dan keahlian yang mumpuni.

            Ini sih tidak perlu terlalu banyak dibahas ya, karena bukankah selama ini point inilah yang umumnya jadi tujuan utama orang tua jaman sekarang? Les ini itu. Sekolah ini itu. Memang penting untuk kehidupan anak, tapi jangan sampai inilah yang menjadi fokus tujuan pengasuhan.

            Untuk anak perempuan dan laki-laki, empat point utama tujuan pengasuhan sama. 3 Point selanjutnya memang lebih berfokus bagi anak laki-laki.

            Tujuan pengasuhan yang kelima yaitu anak laki-laki kelak menjadi pendidik bagi istri dan anak.

            Ajarkan kepada anak laki-laki melalui contoh. Tentunya harus oleh Ayah. Inilah kenapa ayah harus ada dalam kehidupan anak.

            Ketiadaan sosok ayah dalam hidup anak lelaki berujung pada Kenakalan, Narkoba dan Seks Bebas.

            Ketiadaan sosok ayah dalam hidup anak perempuan berujung pada Seks Bebas dan Depresi.

            Saya langsung teringat pada sosok AwKarin yang saat ini sedang happening sekali. Sering banget dibahas bahwa Awkarin itu padahal ibunya pakai jilbab, ayahnya kelihatannya orang baik-baik. Anaknya kok bejad begitu?

            Ada yang penasaran ga sih bagaimana pola pengasuhan dan pola komunikasi orang tuanya pada si anak sampai si anak bisa berkembang menjadi dirinya yang sekarang?

            Tentu, anak yang sudah akil baligh menanggung dosanya sendiri, tapi apa yang dibawanya dari rumah yang akan menentukan pola hidupnya ke depan. Syukur-syukur beberapa tahun dari sekarang memasuki usia 20an berubah menjadi lebih mengenal diri sendiri dan meninggalkan kehidupan bebas, liar B.A.D. nya sekarang. Tapi tidak semua orang dapat hidayah untuk hijrah kepada kebaikan begitu saja kadang.

            Tujuan pengasuhan yang keenam yaitu untuk menjadi pengayom dan pengabdi bagi keluarga.

            Seorang anak lelaki kelak sekalipun telah menjadi suami dan ayah tetaplah seorang anak yang harus mengabdi kepada kedua orang tuanya. Siapa yang kelak akan memandikan dan mensholatkan orang tua ketika meninggal kalau bukan anak lelaki sendiri? Atau menantu laki-laki.

            Kemarin saat seminar ibu Elly Risman datang didampingi Ibu Wulan (maaf saya lupa nama lengkapnya), untuk jaga-jaga kalau Ibu Elly ternyata sakit dan tidak mampu melanjutkan materi. Qadarullah, sampai selesai pun tetap dibawakan oleh Bu Elly. Tapi Ibu Wulan ini sendiri ternyata punya kisahnya yang inspiratif sekali.

            Beberapa waktu lalu suami Ibu Wulan berangkat bekerja seperti biasa, tetapi pulang dalam keadaan meninggal dunia. Tidak sakit tidak apa, tidak ada tanda-tanda. Karena yang namanya mati memang tidak pakai ijin. Dalam keadaan demikian sang anak yang masih berusia 14 tahun maju dan berkata bahwa ialah anak lelaki di keluarga ini, dan ia yang bertanggung jawab atas keluarganya, maka ia yang akan memandikan dan menyolatkan sang Ayah. Masya Allah. Sambil menangis ibu Elly bercerita soal anak ini. Betapa banyak orang tua yang anaknya sekolah tinggi bahkan keluar negeri, tapi ketika meninggal anaknya tidak mengerti soal prosesi jenazah?

            Tugas kitalah sebagai orang tua untuk mendidik anak lelaki kita untuk jadi demikian kan?

            Tujuan pengasuhan yang ketujuh adalah ajarkan anak kita untuk jadi manusia bermanfaat bagi orang lain, sebagai pendakwah.

            Jadikan anak kita sebagai bibit baik di kehidupan yang makin canggih. Yang tetap menyebarkan nilai-nilai Islami, jauh dari gaya hidup seperti korupsi dan sebagainya. Untuk menjadi abdi negara yang jujur dan kompeten.



            Masuk ke sesi tanya jawab, jujur saya sudah ga sama skali fokus di sesi tanya jawab ini. Karena mau siap-siap bagi-bagi hadiah lah, tanda terima kasih lah 😆

            Satu pertanyaan pertama aja yang sangat saya ingat ketika ada yang bertanya bagaimana kalau kita sudah punya tujuan pengasuhan tapi saat anak berada bareng kakek-neneknya jadi berbeda lagi?

            Kata Ibu Elly Risman:

            “Jangan titipkan ya nak sama kami. Kami ini ga bisa merawat anak-anak kalian lagi. Masa kami sudah sukses membesarkan kalian sampai sebesar ini dan masih harus juga membesarkan anak kalian? Kami ini sudah tua. OSTEOPOROSIS! Berat beban kami jika masih harus juga merawat cucu setiap hari. Kalaupun ada keinginan kami yang berbeda dengan kalian, jangan berbicara dengan marah-marah pada kami. Kami mudah untuk sakit hati. Berbicaralah dengan nada suara pelan. Dengan bertanya. Kami akan lebih bisa menerima.”

            So the point is: ENAK AJA NITIPIN ANAK SAMA KAKEK NENEKNYA! MENURUT LOE!? 😆 Btw Ibu Elly Risman memang suka membahasakan Loe-Gue pada audiens. Kewl, Ibu!



            So, Moms and Dads.. Sudahkah merumuskan bareng pasangan tujuan pengasuhan anak? Jujur saya sih belum hehe. Awalnya mungkin akan canggung yah. Apaan sih ngobrolnya kok berat gini 😆 Tapi rasanya sudah waktunya dilakukan ya..

            Insya Allah next post saya akan share tentang INNER CHILD lebih banyak lagi. Perlu waktu tersendiri. Bisa sambil mewek soalnya 😆



            Eh iya, kapan waktu terbaik berdiskusi dengan suami menurut Ibu Elly? AFTER SEX.

            Usahakan jangan terlalu banyak kata dan langsung pada intinya. Ah.. MARILAH! 😀

            “Allah menitipkan anak kepada kita, jangan kembalikan dalam keadaan bonyok, terutama BONYOK JIWANYA!!” – Ibu Elly Risman.

            (QS.28:68, QS 42:49-50, QS 8:27-28)

            0 comments

            Friday, January 20, 2017

            Memutus Lingkaran Setan KDRT

            Friday, January 20, 2017
            Apakah Anda mengenal perempuan yang sering dimaki oleh suami? Lebih parah lagi, muncul dengan luka di tangan, kaki atau lebam di muka? Buka mata, karena bisa jadi perempuan tersebut adalah korban KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga.


            Kebanyakan korban KDRT tidak menyadari bahwa mereka adalah korban. Ada juga yang merasa menderita tapi tidak bercerita ataupun meminta bantuan karena merasa malu. Hal ini sering terjadi karena di masyarakat kebanyakan justru korbanlah yang disalahkan.

            Istri kurang perhatian dan tidak becus mengurus suami sehingga suami marah.
            Istri tidak menarik di depan suami sehingga suami tertarik pada perempuan lain.
            Istri yang cuma bisa mengurus anak tapi tidak bisa menyenangkan suami sehingga suami kesal.

            Tanpa disadari, menyalahkan korban menjadi hal yang sering dilakukan di masyarakat. Hal ini yang menyebabkan korban KDRT terutama, menutup diri dan pasrah dengan keadaan.
            Maka bukalah mata! Lihat dengan baik sekitar kita apakah ada orang terdekat kita yang ternyata menjadi korban KDRT?

            Bila ada lalu apakah yang bisa kita lakukan?
            • Menjadi pendengar yang baik. Kebanyakan dari korban KDRT menjadi lebih stress karena tidak memiliki tempat untuk bercerita. Maka jadilah teman dan pendengar yang baik yang tulus mendengarkan curahan hatinya.
            • Berikan solusi. Setelah mengetahui masalah apa yang dihadapi, cobalah untuk memberi masukan solusi apa yang harus diambil untuk menghadapi permasalah tersebut. Apakah harus mengambil langkah berpisah dari suami? Apakah masih bisa dilakukan terapi untuk memperbaiki hubungan? Bagaimana caranya menghindar dari siksaan suami? Carikan pula informasi mengenai badan pemerintah yang bisa memberikan bantuan untuk kasus KDRT dan penanganan korban. Bantu untuk mencari tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk melaporkan keadaan yang dideritanya.
            • Dampingi. Saat seorang korban memutuskan untuk lepas dari belenggu KDRT berarti ia akan meninggalkan suaminya. Itulah saat terberat karena biasanya terbentur dengan masalah biaya hidup, tempat tinggal, dan sejenisnya. Kadang setelah memutuskan untuk bertindak pun ada kalanya korban akan lulud kembali kepada rayuan suami yang meminta maaf hingga bersujud dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Bahkan kadang akan menjadi sangat baik perlakuannya. Disinilah diperlukan pendamping yang akan menguatkan korban untuk mengingatkan kembali akan perlakuan kekerasan suami dan resiko yang dihadapi bila kembali ke dalam lingkaran setan tersebut.
            Semoga dengan adanya teman disisi, korban KDRT akan berani untuk bersuara dan mau merubah keadaan dengan berani bersikap tegas dengan meninggalkan pelaku, yaitu suami.
            Jangan lupa untuk selalu peka terhadap sekitar kita. Binasakan lingkaran setan KDRT!

            0 comments

            Sunday, January 15, 2017

            Rokok Membunuhmu

            Sunday, January 15, 2017
            BANYAK ORANG YANG TIDAK SADAR DIRINYA TERANIAYA DENGAN JADI PEROKOK PASIF YANG MENDAPATKAN BAHAYA SAMA ATAU BAHKAN LEBIH BESARNYA DARI PARA PEROKOK AKTIF ITU!



            Seorang anak yang hidup dalam lingkungan keluarga perokok, punya ayah dan ibu perokok, anggota keluarga lain perokok, bisa dikatakan telah merokok dalam usia sangat muda.Bahkan mungkin sejak bayi atau sejak di dalam kandungan. Tidak sedikit kasus lahir bayi cacat karena ibu merokok ataupun tinggal dalam rumah yang dipenuhi asap rokok. Dan karena teori modelling masih berlaku dalam perkembangan, seorang anak yang terbiasa melihat significant person nya merokok, besar kemungkinannya akan berakhir sebagai perokok juga. Dalam beberapa kasus, seorang anak mulai merokok karena melihat ayah atau ibunya merokok, dan mendapat reinforcement positif dari peer group untuk ikut merokok. Masa muda yang sudah dijatuhkan dalam jelaga bernama nikotin.

            Dalam satu buah rokok, terkandung di dalamnya bahan pembuat bensin, bahan pemutih pakaian, bahan pembuat aspal, dan masih banyak lagi racun yang saya lupa apa saja. Silakan baca di sini saja. Dan untuk menetralisir kandungan racun yang ada dalam tubuh kita akibat SATU batang rokok membutuhkan waktu ENAM BULAN! Bagaimana kalau SATU BUNGKUS sehari? Hitung sendiri.

            Seorang yang sudah terpapar asap rokok, paru parunya akan berubah warna dari merah menjadi hitam. Dan berbeda dengan yang disebabkan oleh infeksi seperti TB, paru paru yang rusak karena rokok TIDAK AKAN PERNAH bisa dikembalikan pada keadaan semula. Orang yang merokok banyak juga yang berumur panjang? YA MEMANG. Tapi dalam keadaan penuh dengan penyakit yang membuat menderita setiap saat, buat apa?

            Karena rokok merupakan sumber devisa negara paling besar dan akan menyebabkan pengangguran dalam jumlah besar bila menutup pabrik rokok. Kata siapa? Pendapatan dari pajak rokok dalam setahun memang menyumbang sampai 14 milyar pada kas negara, tapi berapa biaya yang harus dihabiskan untuk membiayai perawatan rakyat miskin yang tidak mampu membiayai pengobatannya karena penyakit yang disebabkan oleh rokok? (karena 80 persen dari perokok yang ada merupakan masyarakat menengah kebawah dan banyak diantaranya yang hanya hidup dengan penghasilan Rp 20.000,- perhari). Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mensubsidi obat obatan yang harus ada untuk mengobati sejuta penyakit yang disebabkan oleh rokok? Masalah pengangguran, memang anda kira berapa banyak tenaga kerja seluruh pabrik rokok itu? Hanya 11% saja! Satu jumlah yang tidak bisa dibilang menguasai negara. Buatlah pabrik lain yang lebih masuk akal, seperti pabrik tampons mungkin! Dan kembangkanlah sektor wirausaha, untuk memandirikan bangsa. Akan ada banyak hal yang bisa dilakukan bila alasannya hanya berhenti disitu.

            Rokok menenangkan pikiran dan menimbulkan semangat bekerja dan melancarkan ide. Bagaimana tidak, rokok mengandung zat adiktif yang efeknya menenangkan. Tapi efek sampingan lainnya yang musti diperhatikan selain menenangkan yang sifatnya hanya sementara itu. Dan saat memasukkan nikotin ke dalam tubuh, darah akan terpompa lebih cepat, hal ini yang menyebabkan suplai darah ke otak menjadi nampak seakan lancar dan lebih mudah dalam berpikir. Tapi kemudian jantung berdebar kencang. Merusak fungsinya dan nantinya kan menyumbat sirkulasi darah.

            Terbayang seorang polisi yang padahal ikut seminar tentang sirkulasi darah dan mengaku bahwa dalam sehari bisa menghabiskan 4 bungkus rokok. Sekitar Rp 30.000,- dalam sehari hanya untuk bunuh diri perlahan tapi pasti? Wah. Hebat sekali!

            Tidak sedikit yang mengaku tidak ada gunanya merokok dan tidak merasakan enaknya dari merokok namun tidak bisa menghentikan keinginan untuk merokok. Dengan demikian tercetus pertanyaan “bagaimana dengan yang sebetulnya punya keinginan untuk berhenti merokok tapi tidak pernah bisa melakukannya?”. NUED. Niat, Usaha, Evaluasi dan DOA.Ini datangnya dari Dr. Hedi. Jangan pernah melakukan tahapan tahapan dalam berhenti merokok, seperti tahap berhenti membeli tapi tetap meminta. LAKUKAN LANGSUNG!Dengan niat yang bulat, berusahalah, lakukan evaluasi bila masih gagal, dan perbanyak berdoa. Bila membutuhkan bantuan ahli untuk bisa berhenti, maka staff di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) siap untuk membantu. Untuk di Bandung BBKPM beralamat di Jln Cibadak no 214 Astana Anyar – Bandung. Datanglah terutama hari Kamis, karena hari lain dibagi untuk penyembuhan dengan sebab lain seperti TB dan HIV/AIDS.

            Bagaimanapun semuanya kembali kepada pilihan. Banyak yang sudah punya pengetahuan hingga muak tentang bahayanya merokok tapi tetap memutuskan untuk merokok, itu adalah hak. Namun diingat juga, hak setiap orang yang tidak merokok untuk mendapatkan udara bersih dan tidak menjadi perokok baik aktif maupun pasif. Jadi jangan pernah lupa untuk merokok pada tempatnya, bukan seenaknya saja, dan sebisa mungkin jangan biarkan orang yang anda kasihi ikut terkena racun bersama anda hanya karena keegoisan semata.

            Paling tidak buat hari ini saja. 31 Mei ini. BEBASKAN DUNIA DARI TEMBAKAU, PLEASE!

            0 comments

            Friday, January 13, 2017

            Tes Cinta dan Kesiapan Pernikahan

            Friday, January 13, 2017
            Bagaimana supaya yakin bahwa seseorang layak dijadikan pasangan hidup? Tentunya kita akan mencari orang yang benar-benar mencintai kita ya? Tapi bagaimana kita menguji apakah seseorang benar-benar mencintai kita dan cocok menjadi pasangan hidup?


            Ada sebuah tes mengenai cinta dan kesiapan pernikahan dari Charlie W. Shedd dalam bukunya How to Know if You’re Really in Love yang dimuat juga di Reader’s Digest.
            Banyak pendapat yang berbeda beda buat mendefinisikan apa itu cinta. Saya sendiri punya pandangan saya sendiri tentang apa itu cinta. Anda juga pastinya demikian. Karena ini bukanlah pertanyaan dengan jawaban yang bisa dinilai, karena sifatnya subjektif. Objek cinta juga tentunya bisa siapa saja, tidak terbatas pada seorang lelaki atau seorang perempuan bagi satu orang, setiap orang dan segala benda bahkan punya kesempatan yang sama buat jadi objek cinta.

            Namun satu hal yang mutlak ada dalam cinta, bukan wajib ada, tapi mutlak ada karena memang demikian adanya selalu ada, adalah penyatuan dua manusia yang saling mencinta dalam satu ikatan yang dinamakan pernikahan.

            Berbeda beda pula alasan dan pertimbangan tiap orang sebelum akhirnya berani memutuskan buat menikah. Karena jangan salah, menikah tidak pernah mudah! Salah satu yang jadi bahan pemikiran mungkin adalah, apakah saya mencintainya dan apakah dia mencintai saya?. Serealistis apapun orang coba menjadi dalam kehidupan, angan dan keinginan untuk dicinta dan mencinta sudah pasti ada. Tidak mungkin tidak ada. Lalu membicarakan tentang cinta sebelum melangkah pada pernikahan? Tes tes di bawah ini mungkin bisa jadi pertimbangan
            1. Tes Kemerdekaan (The Liberty Test)
            Apakah anda saling mendukung dengan pasangan untuk tetap memiliki kegiatan sendiri, memiliki teman sendiri tanpa perlu sama dengan teman teman anda, dan saling merasa bebas sebagai individu? Letak kebesaran cinta adalah menciptakan ruang kebebasan bagi diri sendiri dan pasangan. Menyediakan peluang bagi kedua belah pihak untung mengembangkan kemandirian yang sehat (a healthy independence). Mengutip sedikit dari Kahlil Gibran dengan kalimatnya yang tersohor: biarkan terdapat jarak dalam kebersamaan anda itu
            1. Tes Tidak Mementingkan Diri Sendiri (The Unselfishness Test)
            Dalam suatu perkawinan yang baik, semangat yang harus ada bukanlah “Apa yang akan kamu lakukan untukku” melainkan “Apa yang dapat kulakukan untukmu?”. Dan cinta yang tidak mementingkan diri sendiri adalah cinta yang dapat berkata “Aku mencintaimu karena dirimu, seperti kau adanya”. Bukan hanya dengan kata kata tapi juga dibuktikan dengan perbuatan. Banyak sekali hal sederhana yang bisa diungkapkan dan dinyatakan pada pasangan untuk menunjukkan ke-tidak mementingkan diri sendiri-an.
            1. Tes Maaf Memaafkan (The Mercy-Apology Tes)
            Apakah anda sudah mampu buat menahan diri tidak mengkritik berlebihan pada pasangan dan sudi untuk mengakui kesalahan anda? Dalam buku Love Story dinyatakan Cinta dalam cara caranya tidak pernah menganjurkan pernyataan seperti kaulah yang memina maaf karena hal itu hanya untuk cinta yang palsu saja. Kalimat ajaib seperti Saya minta maaf atau Ya, saya mengaku saya yang salah adalah hal sederhana yang perlu diusahakan dalam awetnya sebuah cinta. Seni meminta maaf adalah suatu yang sederhana yakni kesediaan mengakui kesalahan, menyesali kesalahan kesalahan dan mengucapkannya juga.
            1. Tes Mengenai Sex (The Sex Tes)
            Apakah anda peka terhadap kebutuhan kebutuhan seks pasangan anda? Memang kebutuhan seks untuk dua jenis kelamin yang berbeda pada umumnya tidak sama, namun dalam cinta dituntut adanya pengertian dan kompromi dalam mengatasi kebutuhan yang berbeda dan bisa mengakomodasinya dengan baik. Yang penting untuk dilakukan adalah Membuat perundingan berbagai bentuk yang diinginkan untuk membicarakan tentang kerukunan dan rasa damai yang terinti (inner peace) itu
            *tambahan bahwa dari hasil penelitian seorang teman, bahwa dalam kebahagian perkawinan, factor pertama yang mempengaruhi justru adalah intimacy.
            1. Tes tentang Keuangan (The Money Test)
            Sudah tidak diragukan lagi bahwa yang namanya uang ini bisa menjadi pemersatu dua orang yang menganut filsafat “bersama” (a common philosophy) tentang pendapatan/gaji, menabung dan juga pembelanjaan, tapi bisa juga jadi pemecah belah! Sepasang suami istri harus bisa dengan terbuka menyatakan pendapat dan keinginannya seputar penggunaan uang dan segala hal yang berhubungan dengan uang dengan kepala dingin.
            *dalam hubungan berpacaran, rasanya kalau belum mampu membicarakan permasalah finansial pada pasangannya, maka masih belum bisa dibilang siap untuk sampai ke tahap yang lebih jauh, karena uang dengan kesensitifannya adalah merupakan bahan ujian dalam sebuah hubungan.

            Nah, kalau seseorang menjawab “Ya” atau menyatakan kesanggupan pada lima hal yang tadi disebutkan, maka insya Allah sudah siap untuk menjalani hubungan suami-istri yang matang. Tapi kalau menjawab “Ya” nya masih dengan berat hati terhadap beberapa pertanyaan yang juga pernyataan, its time to work things out! Masih ada waktu buat memperbaiki segala sesuatu.

            0 comments

            Inilah Penyebab Kegagalan Dalam Hidup Anda

            Pernahkah merasa dalam satu situasi dimana anda merasa rasanya dunia sedang tidak adil, segala sesuatu yang terjadi tidak bisa dimengerti sama sekali dan membuat bertanya-tanya hingga hampir gila?


            Dipecat dari pekerjaan, dimusuhi oleh teman terdekat, gagal dalam satu ujian, tidak diterima saat melamar pekerjaan, selalu ada saja halangan saat akan mengerjakan sebuah tugas, sakit parah secara mendadak, mengalami kecelakaan, kandas hubungan dengan pasangan yang sangat dicintai.

            Rasanya tidak ada satu orangpun yang dalam hidupnya tidak pernah mengalami kesusahan. Pertanyaan-pertanyaan dan ketidakpuasan membayang. Kenapa semua ini harus terjadi? Kenapa harus saya yang mengalami semua ini? Kenapa nasib sedemikian tidak adilnya? Kenapa saya tidak boleh berbahagia?

            Ah… jika memang ada pertanyaan seperti itu, bagaimana kalau ditawarkan satu jawaban, karena memang ceritanya belum selesai.

            Ya! Ceritanya belum selesai. Selama anda masih bertanya, selama Anda masih bersedih juga, selama Anda masih belum ada disana dimana Anda bisa memahami semuanya, maka memang ceritanya yang belum selesai! Tinggal apakah kita punya cukup kesadaran untuk menanti satu dan lain cerita dalam hidup kita selesai dan akhirnya bisa berkata:

            Oh… jadi ini maksudnya semuanya harus terjadi dulu pada saya…
            Oh… sekarang saya mengerti kenapa semuanya harus terjadi!

            Apakah Anda punya cukup kesabaran buat menanti? Apakah Anda mampu meyakini bahwa cerita Anda akan berakhir bahagia? Dan karena bukan hanya satu cerita yang akan dilakoni manusia sepanjang hidupnya, melainkan banyak.

            Karena memang kita manusia yang selalu bercerita…

            Satu cerita baru saja selesai dalam kehidupan saya, hingga saya mampu memahami semuanya. Cerita lain masih belum selesai dan masih membuat kadang tanya selalu ada. Tapi saya yakin ini memang karena cerita dalam hidup saya belum selesai! Pada waktunya nanti satu cerita akan sampai juga pada ujungnya, dan saya tau bahwa saya hanya perlu menjalani dan menyambut si penghujung cerita ini, dan cerita-cerita lain yang akan juga ada dalam kehidupan saya.

            Anda?

            Berapa cerita yang belum selesai? Maukah Anda menunggu dan mungkin mencoba membuat suatu akhir cerita yang bagus buat Anda sendiri? Atau ingin terus bertanya-tanya dan merutuki saja?

            0 comments

            Tuesday, January 10, 2017

            Belajar Menghasilkan Uang Dengan Menulis

            Tuesday, January 10, 2017
            Bagaimana mau berkarya kalau waktu sehari-hari selalu habis untuk mengurus rumah tangga? Menghasilkan uang sendiri tanpa ikut bisnis ini itu tapi tetap dilakukan dari rumah? Memang bisa?
            Kesibukan Emak memang tidak pernah ada habisnya. Mulai dari bangun tidur sampai jelang menutup mata, ada saja yang yang dilakukan. Tapi Emak tahu tidak, kesibukan sehari-hari kita bisa menjadi sumber uang lho!
            Siapa yang paling tahu tips merapikan rumah?
            Siapa yang bisa membagi tips parenting tanpa ART?
            Siapa yang punya banyak resep masakan enak dan sehat untuk keluarga?

            Emak!
            Dan masih banyak lagi hal hebat yang Emak jago buat lakukan dan bisa dibagikan kepada orang lain sambil jadi sumber pendapatan.
            Bagaimana caranya?
            Dengan menjadikan pengalaman Emak sebuah artikel yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh Emak lain di luar sana.

            Tapi tidak punya pengalaman menulis? Jangan khawatir karena sekarang ada lho yang namanya training menulis artikel!
            photo source freepik.com

            Training menulis artikel ini diadakan oleh @Joeragan Artikel yang merupakan Agensi Artikel yang bekerja sama dengan ITC atau IndScript Training Centre (ITC). ITC sendiri berada di bawah naungan IndScript Creative, sebuah perusahaan dengan CEO Indari Mastuti, dengan konsen pemberdayaan perempuan khususnya di dunia bisnis dan menulis.
            Dalam training menulis artikel ini peserta bukan hanya mendapat materi training tentang bagaimana menulis artikel pesanan, job review, dan juga cara berpenghasilan melalui blog. Peserta training juga kesempatan untuk praktek dan langsung magang mengerjakan artikel pesanan!
            Jika Emak berhasil menulis artikel tugas, bukan tidak mungkin nantinya setelah menjadi lulusan training menulis artikel akan langsung direkrut menjadi team penulis inti di emakpintar.asia dan memperoleh binaan lanjut supaya lebih canggih menulis dan bisa menapaki jenjang karir kepenulisan berikutnya.
            Menarik sekali ya. Ini dia yang sekarang saya, sebagai Emak, sedang pelajari. Terlalu banyak hal yang terjadi sehari-hari yang sayang kalau tidak dituliskan. Bisa jadi sumber penghasilan? Bonus yang super! :D
            Mulai penasaran ga sih dengan training menulis artikel? Atau mulai terbayang kemungkinan menghasilkan uang dari tulisan?
            Tunggu apa lagi! Hubungi Ummi Aleeya selaku Trainer dan Owner @JoeraganArtikel yuk! Menulislah dan menghasilkan uang dari menulis!

            0 comments

            Bahagia Tanpa Buah Hati

            Bertahun-tahun menikah namun belum dikaruniai momongan. Apakah terjadi juga pada Emak dan suami?
            Memiliki buah hati tentunya adalah dambaan bagi setiap pasangan. Namun bagaimana bila setelah beberapa tahun menikah, tidak kunjung ada tawa seorang anak yang meramaikan rumah tangga?
            Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka berupaya mendapatkan keturunan. Diantaranya adalah:
            • Berkonsultasi dengan dokter kandungan.
            • Konsumsi madu dan herbal lainnya yang membantu menyuburkan kandungan.
            • Mempelajari posisi yang bisa mendukung terjadinya pembuahan saat bercinta.
            • Merubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
            Namun apabila semua cara di atas sudah dilakukan dan buah hati tidak kunjung tiba di dalam rahim Emak, apa yang akan terjadi?
            Banyak sekali perempuan menikah yang tidak kunjung dikaruniai anak menjadi sedih berkepanjangan maupun jatuh kepada depresi. Tidak sedikit juga ikatan rumah tangga yang hancur karena ketiadaan anak.
            Bagaimana mengatasi kesedihan karena tidak dikaruniai keturunan dan mencegah terjadinya perceraian karena ketiadaan keturunan?
            1. Berkomunikasi dengan pasangan.
            Emak tidak sendirian dalam hubungan pernikahan. Anak adalah hak prerogatif Tuhan yang diberikan untuk melengkapi kehidupan kedua belah pihak, suami dan istri.
            Maka apabila Emak dan suami sudah berusaha namun belum membuahkan hasil, jangan lupa untuk selalu mencurahkan isi hati kepada suami. Ketakutan, kesedihan, kegalauan yang Emak rasakan, bagilah kepada suami. Karena mungkin sekalipun suami cenderung lebih memendam perasaan, sesungguhnya merasakan kesedihan yang sama.
            Dengan mengkomunikasikan perasaan kepada suami akan menjaga eratnya ikatan batin antara Emak dan suami.
            2. Mencari dukungan.
            Terkadang, yang membuat seorang down karena belum memiliki keturunan adalah minusnya dukungan dari sekitar. Apalagi keluarga yang tidak sering bertemu namun paling sibuk bertanya saat ada acara keluarga tentang kenapa belum memiliki keturunan.
            Hal ini diperparah dengan anggapan bahwa Emak dan suami tidak cukup berusaha dan kurang berdoa untuk memiliki keturunan. Siapa yang tidak akan sedih kalau demikian.
            Saat orang lain mengerti, akan lebih mudah untuk bersikap suportif dan akan membantu Emak mengatasi pertanyaan yang membuat susah hati, bahkan.
            Cobalah bercerita mengungkapkan isi hati kepada orang terdekat, misal orang tua atau mertua, atau kakak dan adik kandung maupun ipar. Ceritakan usaha yang sudah dilakukan dan masalah yang masih dihadapi.
            Bergabunglah dengan komunitas yang memiliki pengalaman serupa. Ada beberapa komunitas yang berisi istri yang sudah bertahun-tahun belum memiliki keturunan dan saling berbagi info terbaru tentang program hamil maupun nutrisi dan segala hal yang bisa mendukung terjadinya kehamilan. Emak pun bisa menemukan teman yang tepat untuk curhat apabila sedang merasa down.
            3. Pergi terapi
            Terapi yang dilakukan tidak hanya sebatas terapi kehamilan. Konseling pasangan kadang diperlukan bagi pasangan yang tidak memiliki buah hati dan merasa makin lama makin menjauh satu sama lain.
            Terutama apabila Emak atau pasangan kesulitan untuk membagi isi hati pada satu sama lain dan kehidupan pernikahan makin lama terasa makin dingin. Kadang bantuan pihak ketiga dibutuhkan untuk menjaga keutuhan pernikahan.
            4. Belajar untuk ikhlas
            Hal yang paling penting untuk dilakukan setelah semua usaha dilakukan adalah berusaha untuk bersikap ikhlas.
            Ikhlas yang sebenar-benarnya dan bukan hanya sekedar ucapan. Menerima bahwa memang sesungguhnya anak adalah hak Allah, Emak dan suami hanya bisa berusaha.
            Melihat rejeki lain yang Emak miliki dan mensyukurinya, seperti suami yang setia dan baik hati, keluarga yang mendukung, yang akan membuat Emak merasa bahwa apabila memang tidak akan ada buah hati dalam kehidupan rumah tangga Emak dan suami, maka semua akan baik-baik saja.
            Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta akan menjadi jalan terbaik untuk membuat hati selalu merasa tenang.
            Jadi jangan sedih lagi ya apabila saat ini Emak sedang dalam masa penantian kehadiran buah hati. Peluk suami yang selalu setia menemani dan nikmati hidup dan nikmat yang sudah dimiliki selama ini, yuk!

            0 comments